Aku, saya, atau gue?

January 29, 2015 § Leave a comment

Bismillah.

Pemilihan kata mungkin bisa menjadi suatu permasalahan. Dan masalah itu sangat menyenangkan, karena dari masalah akan muncul banyak pembelajaran. Asik. Nah gue lagi mempunyai masalah dalam pemilihan kata aku, saya atau gue ketika menulis. Masalahnya pemakaian kata gue terlalu kurang baik untuk beberapa orang. Dan pemakaian kata aku atau saya kadang bisa kurang memberikan makna yang seru/asik ketika sedang menceritakan atau memaparkan sesuatu di dalam tulisan. Apa ini hanya pikiran gue yang ribet?

Gue lebih sering memakai dan memilih kata “gue” dalam menulis di blog ini. Karena beberapa hal. Pertama karena blog di zenius, gue melihat penulis blog di zenius keren sekali dalam memaparkan suatu hal di dalam tulisan. Hal yang sangat mengerikan seperti science, filsafat dan lainnya. Bisa sangat seru dan menyenangkan dijelaskan di zenius dengan pemakaian bahasa gaulnya. Kedua karena raditya dika, shitlicious dan penulis komedian lainnya. Gue rasa mereka sangat luar biasa. Bisa menyulap tulisan dan membuat banyak orang tertawa dengan bahasa gaul, baik dan logisnya di dalam tulisan-tulisan mereka. Keren lah. Makanya gue memilih untuk menulis dengan pemilihan bahasa “gue” di banyak tulisan gue di blog ini.

Nah pemakaian kata aku dan saya juga tak kalah pentingnya. Banyak penulis yang menurut gue keren menggunakan kata aku dan terlihat lebih puitis dan maknanya dalam. Seperti ayah pidi baiq, ka azhar nurun ala dan lain lainnya. Kalau pemakaian kata saya ini lebih formal, biasanya yang memakai orang yang sudah cukup berumur dan bisa dikatakan dewasa. Tapi menurut gue mereka memakai kata saya tetap luar biasa dan pesan yang terkandung dalam tulisannya tersampaikan. Contohnya di tulisan-tulisan pak rinaldi munir dan pak budi rahardjo.

Jadi bagaimana ya?

Leave a comment

What’s this?

You are currently reading Aku, saya, atau gue? at eibidifaiq.

meta